Kamis, 23 Oktober 2014


Joko Widodo dan Jusuf Kalla akhirnya dilantik sebagai Presiden dan wakil Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019, pelantikan berlangsung khidmat di gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat pada Senin, 20 Oktober 2014.
foto dari : http://arisheruutomo.com
Diluar gedung pelantikan, tepatnya di bundaran HI sampai Monumen Nasional (monas) ribuan masyarakat tengah menanti Presidennya yang akan diarak menggunakan kereta kecana dari Bundaran HI sampai istana untuk pisah sambut dengan presiden sebelumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di Monas, artis-artis terkenal dan masyarakat berbaur dalam menyambut presiden baru dengan nama syukuran rakyat yang digagas oleh Abdi Negara yang tak lain adalah gitaris band slank dan para artis lainnya.

Selain menyajikan hiburan, di tempat yang sama juga disediakan makanan gratis seperti siomay, baso dan lain-lain. Menurut informasi jumlahnya makanan gratis tersebut bisa untuk orang sebanyak 76.000 lebih.

Keluar dari hingar bingar pelantikan dan syukuran rakyat, elit-elit politik menanti-nanti siapa saja yang akan menjadi pembantu (menteri) Presiden dalam lima tahun mendatang.

Sebelumnya Jokowi maupun Jusuf Kalla mengatakan akan mengumumkan calon menterinya setelah pelantikan atau sehari setelah pentikan. Namun, hal itu tidak terjadi dengan alasan presiden meminta pandangan dari Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Ini merupakan langkah visioner dan merupakan kebaruan yang dibangun oleh Jokowi untuk menentukan menterinya, dia memang selalu mengatakan menterinya harus bersih alias memiliki rekam jejak yang baik dan tidak pernah berurusan dengan KPK.

Dengan begitu dia akan memiliki kabinet yang bersih dari korupsi meskipunsebenarnya tidak menjamin bahwa orang yang belum berhubungan dengan KPK akan selamanya bersih. Tapi kita harus berfikir baik akan hal itu.

Sebagai masyarakat, baik yang mendukung maupun tidak mendukung waktu pilpres kemarin tentu sangat berharap agar menteri yang ambil bisa sejalan dengan visi dan misi Jokowi dan JK, yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan bangsa.

Cepat atau lambat nama-nama menteri akan diumumkan oleh Presiden, tentu saja akan ada pro dan kontra yang berkembang nantinya. Namun, adanya pro dan kontra merupakan hal yang wajar dalam negara demokratis, tinggal  presiden beserta kabinetnya harus bekerja nyata untuk rakyat.

Sekarang harapan masyarakat begitu besar terhadap Jokowi dan JK, sekali saja membuat kebijakan yang tidak pro rakyat, maka harapan yang sekarang ada dalam diri setiap rakyat Indonesia akan runtuh dan akan balik mencaci.

Saya atasnama warga negara yang hidup diantara 250 juta rakyat Indonesia lainnya menggantungkan harapan yang besar pada Bapak Joko Widodo sebagai Presiden dan Bapak Jusuf Kalla sebagai wakil Presiden serta mentari-mentarinya untuk membawa perahu besar bernama Indonesia ini pada sebuah tempat yang bernama kesejahteraan.


0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!