Minggu, 31 Oktober 2010


Dalam beberapa bulan terakhirini, pemberitaan kerusuhan merupakan yang paling banyak dimuat di media-media yang ada di negeri kita ini. Kerusuhannya pun beragam, ada yang diakibatkan oleh kekalahan pilkada, persaingan usaha, demontrasi, penggusuran dan rusuh antar etnis.
Bangsa ini memang bisa dikatakan “sakit” karena tidak sedikit masalah atau kasus yang terjadi di negeri ini. bagaimana tidak tahun ini saja, banyak sekali kasus atau masalah yang terjadi diantaranya, kriminalisasi Pimpinan KPK, Bank Century, Kasus Suap di Polri, serta kasus pilkada yang banyak kejanggalan dan yang lainnya.
Selain kasus-kasus itu semua, ada yang harus kita renungkan yakni kenapa bangsa saat ini selalu mengedepankan emosi dari pada sisi kemanusiaan. Bangsa ini sudah tidak lagi ramah, bangsa ini sudah tidak lagi memegang sopan santun dan legowonya menerima kekalahan dari orang lain, bangsa ini juga sudah tidak lagi menghargai perbedaan.
Padahal, bangsa ini sudah mengkalim dirinya sebagai bangsa timur yang sopan santun dan menghargai perbedaan, bangsa ini juga mempunyai motto “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. namun, itu semua hanya isapan jempl belaka untuk saat ini, karena semuanya sudah luntur.
Kalau kita melihat kebelakang, bangsa ini disegani oleh negara lain karena kesopanannya, bangsa ini dibangun dengan ikatan persaudaraan yang tinggi dari para pendahulu kita, yang bisa menyatukan dari Sabang sampai Marauke.
Lantas kenapa sekarang bisa berubah, apa sebenarnya yang menjadikan masyarakat ini berubah perilakunya? Ada beberapa pandangan untuk menyatakan kenapa orang Indonesia saat ini mudah untuk bertindak rusuh atau bertindak kekerasan.
Pertama, karena orang Indonesia merasa bebas, setelah 32 tahun dengan hidup yang terkerangkeng dalam sebuah sistem yang mengharuskan mereka selalu tunduk pada kebijakan pemerintah yang sebenarnya mereka (rakyat) tidak menghendaki hal itu. Salah satu contoh, sekarang setiap orang bebas mau bicara apapun, terlepas dari ada atau tidak adanya yang suka dengan omongan dia. Kalau demontrasi selalu harus diwarnai dengan kerusuhan. Apakah era orde baru ada yang seperti itu?
Kedua, orang Indonesia tidak bahagia, bisa kita lihat orang yang selalu rusuh umumnya dari kalangan ekonominya menengah kebawah, karena tuntutan hidup, sehinga orang seenaknya saja berbuat mau halal maupun tidak, dengan begitu akibatnya banyak orang yang mencuri, menjarah, memperkosa sampai membunuh. Kalau sudah begitu bukan saja urusan pribadi tetapi sudah menjadi urusan kelompok, karena ada anggapan kita harus setia kawan bahkan membunuhpun karena kesetiakawanan terhadap kawan. apakah dengan membunuh yang sebangsa apakah itu kesetiakawanan?
Ketiga, miskin pengetahuan. Karena Indonesia ini terkenal dengan banyaknya orang yang kurang pendidikanya, sehingga itu mempengaruhi pola pikirnya yang membuat mudah terhasut dan mudah untuk diarahkan sama siapa saja yang memiliki otoritas. Dan ini jelas sudah berjalan sejak dahulu. Dimana pemilik otoritas biasanya akan mudah menggerakan masyarakat.
Itulah beberapa pandangan yang saya dapatkan dari diskusi-diskusi kecil dengan kawan-kawan yang masih peduli terhadap negeri ini. Hanya saja, sampai saat ini hal itu masih menjadi wacana di seminar-seminar saja, karena pada tingkat aplikasi sangat kurang dilakukan baik oleh pemerintah maupun pihak lembaga-lembaga yang bukan pemerintah.
Kalau kita melihat dan memahami kehidupan bangsa-bangsa Afrika, kondisinya tidak berbeda jauh dengan Indonesia saat ini, dimana bangsa terus “terjajah” bangsa asing yang membuat masyarakatnya tidak bisa menikmati kekayaan alamnya, sehingga di Negara itu tingkat kriminalitasnya sangat tinggi. nah hal ini tidak lah berbeda dengan bangsa kita Yakni Bangsa Indonesia yang kalau kita lihat acara televisi di Indonesia sungguh banyak tindak criminal baii pencurian, pembunuhan dan yang lainnya.
Indonesia bboleh dikatakan “terjajah” pula bahkan terjajahnya bukan hanya oleh bangsa asing tetapi juga oleh bangsanya sendiri, yang diantaranya banyak pejabat atau politikus yang memanfaatkan kedudukannya untuk memeras hasil bumi negeri ini. Mereka selalu menghalalkan segala cara untuk kesenangan pribadi dan kelompoknya.
Sehinggabukan tidak mungkin banyak kekayaan alam, yang itu ludes olh keserakahan para mafia di Negara ini yang merupakan kaki tangan asing di Negara ini. sangat wajar banyak warga yang bertanya dan berdemontrasi menuntut kesejahteraan di negeri ini.
Hal ini yang membuat kenapa banyak daerah yang ingin merdeka, karena kekayaan alamnya di keruk, rakyat di daerah tersebut tetaap dibiarkan miskin dan sengsara, sehingga mereka membuat sebuah kelompok-kelompok yang itu berujung pada kerusuhan dan meresahkan warga. Dimana kelompok itu menjadi sinis terhadap kelompok-kelompok lain.
Bukan hanya itu saja, kerusuhan ternyata menjadi trend buat yang suka melakukan aksi unjuk rasa saat, ada pandangan kalau aksinya tidak rusuh, maka tidak akan masuk media atau isu yang menjadi tema aksi hanya akan ditanggapi pada waktu aksi saja, namun ketika terjadi rusuh maka isu itu akan panjang.
Nah, kalo sudah begitu, pertanyaan yang sama seperti diatas, apa yang sebenarnya teradi? Apa fungsi pemerintah hari ini? Apa fungsi bimas di kandepag saat ini? Apa fungsi kantor kesatuan bangsa saat ini? Apa kerja guru saat ini kalo masih ada siswa yang tawuran? Apa fungsi polisi apabila masih ada warga antar desa, suku, dan agama yang tawuran? Akankah penjara di Indonesia selalu penuh, sehingga pemerintah menganggarkan anggaran lebih buat pembangunan Lembaga Pemasyarakatan?
Ini masalah Indonesia, masalah kita bersama yang harus diselesaikan bersama, sadar akan apa yang harus dilakukan itu yang terbaik. Jangan sekali-kai memprovokasi dan terprovokasi, karena kenyamanan, ketenangan, keamanan, serta keselamatan diri dan lingkungan kita tergantung apa pada kita. Maukah kita hidup damai di Bumi Nusantara tercinta ini?...
Oleh : Dadang Nurjaman

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!