Rabu, 10 November 2010

Momentum Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke-27 yang digelar sejak 5/11 di gedung Graha Insan Cita (GIC), Depok, memberikan dampak yang positif bagi para pedagang yang ada di luar GIC maupun yang ada di dalam GIC.

Pak Minto (74) misalnya, ia merasa beruntung bisa berjualan pada acara Kongres HMI. Sebab, dengan berjualan di kongres HMI, barang dagangannya akan sangat laku terjual  “Saya mulai jualan dari awal kegiatan kongres ini dibuka, sabtu (5/11), dan Insya Allah sampai akhir acara,” kata Minto.

Minto yang tas bermotif batik juga mengatakan, dirinya memang sering jualan jika ada even-even nasional, Khusus untuk kegiatan kongres HMI ini, Minto mengaku sudah kelima kalinya.

Produk ini, lanjut Minto, banyak diminati oleh para pengunjung bazaar, terutama kaum HMI-Wati. Terbukti, selama 4 hari berjualan, terhitung mulai sabtu (5/11) sampai hari ini (selasa, 9/11) sudah 300-an potong tas terjual.

“Harga yang kami tawarkan berkisar antara Rp. 20.000 – Rp. 35.000, jadi omset yang telah kami dapatkan mencapai 10 jutaan lah,”ungkap Mintoyang datang ke acara kongres Bersama isteri dan anaknya.

Berbeda dengan Minto, penjual lain yang ketiban untung di Kongres HMI ini adalah Dul (30), yang menjual bermacam-macam aksesoris HMI yang diproduksinya sendiri. “Dalam sehari cukuplah untuk kebutuhan rumah tangga,” katanya sambil menempelkan lem di aksesoris buatannya itu.

Aksesoris yang dijual oleh Dul mulai dari pin, gantungan kunci, stiker, bross, yang kesemuanya merupakan aksesoris HMI. Menurutnya, pendapatan seharinya tidak tetap, tapi, lanjutnya, omset selama 4 hari ini sudah mencapai 3 juta rupiah.

“Bagi saya ini sudah lumayan, Karena yang berjualan aksesoris ini banyak, sehingga pembeli tidak semuanya membeli kesini,” ujarnya.

Antusias para pengunjung bazaar di Kongres HMI ke-27 cukup tinggi. Momen ini dimanfaatkan kader untuk memperbanyak koleksi simbol-simbol HMI. Di momen seperti inilah banyak dijual aksesoris-aksesoris tersebut.

“Saya beli baju yang berlambangkan Kongres HMI ke 27, hitung-hitung untuk kenang-kenangan. Untuk adek-adek saya yang tak bisa datang di acara kongres ini, saya belikan mereka oleh-oleh pin HMI dan gantungan kunci dengan lambang Kongres HMI ke 27,” kata Endras, kader HMI Cabang Malang.

Hal yang sama juga dialami oleh Fariha, pengurus HMI Cabang Pontianak, hampir setiap hari dirinya mengunjungi bazaar. Selain untuk melihat-lihat, tetapi juga membeli produk yang dijajakan di bazaar sana.
“Saya senang kesana karena banyak yang bisa ditemukan di bazaar ini, yang sering saya kunjungi adalah bazaar buku murah, sudah tiga buku yang saya beli untuk bacaan ketika pulang ke pontianak nanti,” kata mahasiswa Jurusan Tarbiyah STAIN Pontianak ini.

Bukan hanya yang ada di dalam, pedagang yang berada diluar GIC pun kebagian untungnya. Berdasarkan pantauan, warung-warung yang berada sekitar GIC selalu dijejali pengunjung yang merupakan kader HMI yang tengah mengikuti kongres HMI ke-27.

Keuntungan yang didapat setiap harinya bisa mencapai 50 persen dibandingkan hari-hari biasanya. “Syukur Alhamdulilah, sejak adanya acara ini (Munaskoh dan kongres,red.) pembeli warung saya banyak, melebihi hari-hari biasanya,” kata Bu Ely, salah satu pemilik warung masakan padang yang terletak di samping Masjid Baitul Hikmah Graha Insan Cita, Depok.

Sementara warung yang lain, terdapat sebuah warung yang bertuliskan Cafe “Hijau Hitam”. Menurut salah seorang penjaganya, Budi, menuturkan, warung yang dijaganya kini makin rame pada kongres HMI yang dibuka beberapa hari lalu.

Budi mengatakan, suasana cafénya semakin hari semakin rame dikunjungi para peserta kongres. Pemilik café Alip Purnomo yang merupakan mantan Ketua Umum HMI Cabang Depok, sengaja mendirikan café ini untuk acara kongres HMI.

“Makin rame mas, bisa nyampe 50 persen per-harinya,” tutur Budi.

Berbibara soal pembeli, pemilik usaha mie ayam yang terletak persis didepan Gedung Graha Insan Cita, Agus, juga memberikan keterangan warungnya kini tambah banyak pembeli. “Alhamdulillah, warung tambah banyak pembeli” tutur pria pemilik postur tubuh pendek itu.

Namun, disayangkan oleh Agus, ada suatu hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh para partisipan Kongres. “Aksi-aksi yang menurutnya mengganggu ketenangan tidak dilakukan. Selain mengganggu aktifitas dagang hal tersebut juga tidak baik untuk adik-adiknya.“ tutur Agus sedikit menyesalkan perbuatan itu.(jepri/yudi/dadang)

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!