Minggu, 31 Oktober 2010

Dalam era globalisasi juga ada potensi melemahnya keutuhan organisasi terutama bagi organisasi-organisasi yang dibentuk atas dasar ikatan primordial seperti etnik dan agama. Namun hal ini dibantah oleh dr. Sulastomo yang merupakan Mantan Ketua Umum HMI periode 1963-1964 yang menurutnya, HMI akan tetap ada sepanjanga masa ketika kader HMI masih memegang filsafal pendirian HMI.

“Sepanjang falsafah itu masih dipegang itu insya Allah HMI akan ada sepanjang masa, karena apa, ternyata para pendiri HMI bisa melihat jauh kedepan, kalau eksistensi HMI ini terlihat dengan ciri-ciri buat apa HMI ini didirikan,”kata Sulastomo yang akrab dipanggil mas Tom.

Mas Tom juga mengatakan, HMI adalah organisasi Mahasiswa yang independen, dimana independen itu menurtnya, kebebasan berfikir dan bersikap di tengah-tengah perbedaan yang bermacam-macam, inilah HMI harus tetap berjalan dengan sikap dan filosofinya sendiri. dan itu sesuai dengan keinginan anak muda. “anak muda kan tidak mau disuruh ini disuruh itu,”katanya sambil tertawa.

Leih lanjut, mas Tom juga menyebutkan, Tujuan HMI ini menciptakan manusia yang akademis, dimana akademis ini suatu insan yang memiliki ilmu dan mempunyai karakter bagaimana mengamalkan ilmunya tersebut pada masyarakat sebaik-baiknya. Hal itu sesuai dengan perkembangan jaman. “Bahwa HMI itu tidak berjalan sesuai dengan filosofisnya itu kan lain soal. Itu lah yang HMI harus introfeksi diri,”jelasnya.

Menanggapai banyaknya kritikan terhadap HMI, mas Tom mengatakan, hal tersebut di karena HMI tidak memegang teguh filosofis HMI. Diberi kesempatan independen, tapi ada kader HMI yang memiliki banyak “kiblat”.

“Ada yang ke “kiblat A”, ke “Kiblat B” dan sebagainya. Maka itu saya tidak mau membuat kiblat baru untuk kader HMI, tapi kan banyak senior HMI yang membuat banyak kiblat, dan anehnya HMI mau,”tegasnya.

Tentang banyaknya senior yang menjadi “kiblat” bagi kader HMI. Menurut mas Tim, hal tersebut tergantung pada kade HMI itu sendiri, mau atau tak HMI meng”kiblat” ke senior ini. “Saya hanya mengajak HMI untuk kembali ke khitahnya, kenapa HMI ini didirikan. Kalau idealisme itu dipegang teguh, maka HMI akan terus ada sepanjang jaman,”katanya.

Mas Tom, juga mengaku malu sebagai alumni HMI melihat yang terjadi hari ini, dimana menjelang kongres ini banyak sekali “gerbong”, dimana ada yang membuat posko pemenangan, ada yang diberi handphone sama senior dan yang lebih parah ada terdengar isu money politic di kongres.

“Itu kan sebenarnya tidak harus ada di organisasi kader seperti HMI, Jadi hal-hal tersebut harusnya sudah mulai dibersihkan kembali dari organisasi kader seperti HMI, kalau memilih ketua umum, ya pilihlah secara demokrasi dan sesuai dengan kualitas,”jelasnya.(Dadang Nurjaman)

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!