Rabu, 23 Maret 2011


Tinggal beberapa hari lagi, mahasiswa Universitas Subang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Subang. Sejatinya, pemilihan yang biasa disebut dengan Pemilihan Umum Raya (Pemira) ini akan diikuti seluruh civitas akademik yang ada di Universitas Subang.
Banyak pertanyaan mengenai keterlibatan mahasiswa maupun dosen dalam pemilihan Presiden dan wakil Presiden. apakah seluruh civitas akademik akan ikut memilih? Masihkah mahasiswa maupun dosen peduli akan pemilihan seperti ini?.
Sudah dua kali PEMIRA dilakukan di Universitas Subang, dari keterlibatan mahasiswa dan dosen selalu jauh dari harapan, apakah Pemira ini dianggap tidak penting atau PEMIRA ini memang tidak diketahui oleh mahasiswa dan dosen.
Padahal, bila kita berbicara anggaran. Anggaran untuk PEMIRA ini tidak sedikit, dan tentu saja anggaran yang digunakan untuk PEMIRA ini menggunakan uang kemahasiswaan yang dibayar oleh mahasiswa. Namun, entah mengapa, mahasiswa yang membayarnya sendiri tidak peduli akan PEMIRA ini. Padahal PEMIRA ini merupakan sesuatu yang penting bagi mereka (mahasiswa).
Secara sederhana, Badan Esksekutif Mahasiswa (BEM) dalam kerjanya adalah bagaimana dia menjadi sebuah jembatan penyambung aspirasi mahasiswa ke pihak Universitas maupun ke luar dengan tujuan untuk kesejahteraan dilingkungan kampus.
Selain itu, BEM merupakan wadah dari seluruh kegiatan mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang memiliki kekayaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan sebagainya. Namun, semua itu tidak dianggap penting oleh sebagian besar mahasiswa, karena dari dua kali PEMIRA hanya orang-orang itu saja yang aktif dan mau melibatkan diri dalam PEMIRA ini.
Untuk tahun ini lebih miris lagi, karena dalam waktu satu minggu menjelang PEMIRA, tidak ada geliat dari mahasiswa untuk mensukseskan PEMIRA ini, bahkan spanduk, plamplet dan baligo tidak ramai mengisi ruang kosong kampus.
Hal ini menjadi pertanyaan yang mendasar, apakah di Universitas sudah kehilangan sosok pemimpin sehingga mahasiswa sudah tidak mau menjadi pemimpin, atau karena mahasiswanya sibuk dengan kesibukan pribadi yang mungkin lebih bermanfaat dari pada berporses di BEM?.
Tentunya, sukses atau tidaknya PEMIRA kali ini menjadi tanggungjawab bersama baik mahasiswa, dosen dan lembaga di Universitas Subang. Karena di sini kita akan belajar menjadi pemimpin. Kita juga akan belajar tentang politik.
Universitas Subang sudah mengklaim miniaturnya Subang, sudah seharusnya Universitas menyiapkan pemimpin-pemimpin untuk Subang kedepan. Kalau hari ini di Universitas Subangnya tidak ada yang mau dan tidak peduli memilih pemimpin, bagaimana Subang dengan Subang kedepan. Apakah masyarakatnya juga akan tidak peduli dengan kabupatennya seperti hari ini mahasiswanya tidak peduli dengan pemimpin mahasiswanya. Ini perlu jawaban...
Oleh : Dadang Nurjaman
Mahasiswa Fakultas Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Universitas Subang.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!