Tinggal beberapa
hari lagi, mahasiswa Universitas Subang akan memilih Presiden dan Wakil
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Subang. Sejatinya, pemilihan
yang biasa disebut dengan Pemilihan Umum Raya (Pemira) ini akan diikuti seluruh
civitas akademik yang ada di Universitas Subang.
Banyak pertanyaan
mengenai keterlibatan mahasiswa maupun dosen dalam pemilihan Presiden dan wakil
Presiden. apakah seluruh civitas akademik akan ikut memilih? Masihkah mahasiswa
maupun dosen peduli akan pemilihan seperti ini?.
Sudah dua kali
PEMIRA dilakukan di Universitas Subang, dari keterlibatan mahasiswa dan dosen
selalu jauh dari harapan, apakah Pemira ini dianggap tidak penting atau PEMIRA
ini memang tidak diketahui oleh mahasiswa dan dosen.
Padahal, bila kita
berbicara anggaran. Anggaran untuk PEMIRA ini tidak sedikit, dan tentu saja
anggaran yang digunakan untuk PEMIRA ini menggunakan uang kemahasiswaan yang
dibayar oleh mahasiswa. Namun, entah mengapa, mahasiswa yang membayarnya
sendiri tidak peduli akan PEMIRA ini. Padahal PEMIRA ini merupakan sesuatu yang
penting bagi mereka (mahasiswa).
Secara sederhana,
Badan Esksekutif Mahasiswa (BEM) dalam kerjanya adalah bagaimana dia menjadi
sebuah jembatan penyambung aspirasi mahasiswa ke pihak Universitas maupun ke
luar dengan tujuan untuk kesejahteraan dilingkungan kampus.
Selain itu, BEM
merupakan wadah dari seluruh kegiatan
mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi
mahasiswa yang memiliki kekayaan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian
dan sebagainya. Namun, semua itu tidak dianggap penting oleh sebagian besar
mahasiswa, karena dari dua kali PEMIRA hanya orang-orang itu saja yang aktif
dan mau melibatkan diri dalam PEMIRA ini.
Untuk tahun ini lebih miris lagi, karena dalam waktu satu minggu
menjelang PEMIRA, tidak ada geliat dari mahasiswa untuk mensukseskan PEMIRA
ini, bahkan spanduk, plamplet dan baligo tidak ramai mengisi ruang kosong
kampus.
Hal ini menjadi pertanyaan yang mendasar, apakah di Universitas sudah
kehilangan sosok pemimpin sehingga mahasiswa sudah tidak mau menjadi pemimpin,
atau karena mahasiswanya sibuk dengan kesibukan pribadi yang mungkin lebih bermanfaat
dari pada berporses di BEM?.
Tentunya, sukses atau tidaknya PEMIRA kali ini menjadi tanggungjawab
bersama baik mahasiswa, dosen dan lembaga di Universitas Subang. Karena di sini
kita akan belajar menjadi pemimpin. Kita juga akan belajar tentang politik.
Universitas Subang sudah mengklaim miniaturnya Subang, sudah seharusnya
Universitas menyiapkan pemimpin-pemimpin untuk Subang kedepan. Kalau hari ini
di Universitas Subangnya tidak ada yang mau dan tidak peduli memilih pemimpin,
bagaimana Subang dengan Subang kedepan. Apakah masyarakatnya juga akan tidak
peduli dengan kabupatennya seperti hari ini mahasiswanya tidak peduli dengan
pemimpin mahasiswanya. Ini perlu jawaban...
Oleh : Dadang Nurjaman
Mahasiswa Fakultas Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Universitas
Subang.
0 komentar:
Posting Komentar