Berfikir merupakan sebuah keniscayaan dari manusia yang hidup di bumi ini,
sebab berfikir merupakan cara manusia sebelum dia melakukan tindakan apapun,
agar tindakannya bisa lebih terarah dan sesuai dengan yang diharapkan.
Harus diakui, tanpa melakukan proses berfikir, orang akan sulit untuk
melakukan apapun, bahkan secara ekstrem,
orang yang tidak berfikir hanyalah orang yang sudah mati saja. Sebab orang
mati tidak lagi memikirkan apa – apa dan sudah tidak mempunyai beban hidup,
melainkan mempersiapkan tanggungjawabnya selama hidup di dunia.
Mengutip dari pernyataan seorang filusuf kebangsaan Prancis Rene Descartes
yang mengatakan “Aku berfikir, maka aku ada”. Pernyataan ini hanya menganggap
ada apabila berfikir. Padahal, apa yang kita pikirkan ini tidak akan menjadi
apa-apa ketika tidak kita aplikasikan dalam perbuatan (tindakan)
Dalam kehidupan seperti sekarang ini, banyak orang yang hanya berfikir dan
membuat wacana saja tanpa melakukan tindakan dari apa yang dipikirkan, dan
orang yang suka berwacana seperti itu bisaanya disebut dengan omdo atau omong doang.
Tidak sedikit orang yang “hobinya” hanya membuat wacana tanpa melakukan
tindakan. Orang-orang yang hanya omdo ini mempunyai kecenderungan selalu
berangan-angan ingin memiliki semuanya dengan mudah dan harus serba cepat
pencapaiannya, ketika hasilnya sedikit dan lambat bisaanya ditinggalkan.
Istilah omdo ini juga harus disadari tidak akan membawa perubahan, seperti
kritikan tanpa solusi. Dan semua orang bisa berwacana dan berfikir, tapi tidak
semua orang bisa mengaplikasikan apa yang dipikirkannya.
Tak pernah ada yang salah dengan impian, demikian kalimat yang pantas bagi
kita yang selalu bermimpi, hanya saja mimpi tersebut juga harus realistis
dengan apa yang kita miliki. Sebab, tidak mungkin impian kita terwujud apabila
apa yang kita miliki itu tidak sesuai dengan kemampuan kita, sehingga sangat
pantas apabila mimpi kita tersebut bisa sesuai dengan apa yang kita miliki
(keahlian).
Saat ini banyak orang bermimpi yang terlalu jauh dan terlalu tinggi,
sehingga kita hanya bisa berangan-angan untuk meraih mimpi itu, dengan tidak
memiliki keahlian, maka impian kita layaknya impian yang kosong.
Impian ini selalu dikaitkan dengan apa yang kita fikirkan, ketika kita
berfikir untuk memiliki mobil misalnya, tentu kita akan berfikir bagaimana kita
bisa memiliki mobil. Kealian apa yang harus kita miliki adalah, bagaimana
mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Dan itu harus mempunyai keahlian terlebih
dahulu sehingga kita bisa mendapatkan uang.
Selain itu, banyak orang berfikir bagaimana memiliki banyak uang dan tidak
tidak berfikir bagaimana membuat sebuah karya. Impian memiliki banyak uang itu
seperti impian kosong. Tapi ketika kita berfikir bagaimana memiliki sebuah
karya, uang pun akan bisa kita dapatkan. Karena uang adalah timbal balik dari
apa yang kita kerjakan.
Selain itu ada pula orang yang selalu mementingkan tindakan dan tidak
terlalu mementingkan proses berfikir, sehingga apa yang dihasilkannya pun
selalu terasa kurang puas, karena prinsip yang digunakan bagaimana berjalan
dulu dengan memikirkannya kemudian.
Tindakan merupakan aplikasi dari apa yang kita fikirkan, sehingga tidak ada
satupun dari apa yang kita lakukan lepas dari apa yang kita fikirkan. Hanya
seberapa banyak orang yang bisa menyeimbangkan antara fikiran dan tindakan.
Tidak sedikit orang yang baru memikirkan atau bahkan mendengarkan sebuah
ide dari orang lain dia langsung melakukan itu tanpa tahu ilmunya seperti apa.
Sehingga apa yang dihasilkannya tidak berjalan dengan harapan.
Orang yang mementingkan tindakan bisaanya selalu ingin hasil instan tanpa
memikirkan baik dan buruk akan tindakannya, sedangkan kelebihan dari proses
berfikir secara mendalam ini adalah hasil yang memuaskan, karena mereka membaca
apa yang menjadi kelemahan dan kekuatannya.
Ketika proses berfikir dan tindakan ini tidak seimbang, bisaanya kita akan
mendapatkan hasil yang kurang puas, oleh karenanya, akan sangat indah ketika
proses berfikir dan tindakan ini berjalan beriringan.
Namun masalahnya, bagaimana kita melakukan keduanya agar mendapatkan hasil
yang bagus dalam mencapai tujuan kita. Sementara di era globalisasi seperti
sekarang ini, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci utama untuk mencapai
segalanya.
Orang bijak mengatakan, “Mulailah dari yang kecil, sederhana, konsisten dan
sekarang”. Hal itu untuk mendorong agar apa yang kita fikirkan bisa langsung
kita kerjakan dengan cepat. Sehingga apa yang kita fikirkan dan tindakan bisa
sejalan.
Dalam melakukan sesuatu, terkadang kita dalam melakukan sesuatu selalu
ingin cepat dan selalu ingin melakukan hal yang besar, padahal sesuatu yang
besar itu tentunya bermula dari yang kecil. Makanya banyak orang menyarankan
untuk melakukan yang kecil dulu sebelum ke yang besar.
Berfikir dan bertindak, seperti kita berfikir tentang batu yang besar di
tengah jalan, ketika kita berfikir bahwa batu itu membahayakan bagi yang
melewati jalan tersebut maka tentunya tindakan kita adalah membuang batu
tersebut.
Selain itu, hasil keseimbangan berfikir dan bertindak kita haruslah tidak
menginginkan yang mewah melainkan yang sederhana, sebab kesederhanaan adalah
prinsip yang tidak memerlukan banyak modal, dengan apa yang kita miliki sudah
menjadi modal besar dari apa yang kita rencanakan.
Selain kecil, dan sederhana ada juga konsisten. Kebisaaan kita dalam
melakukan sebuah rencana, selalu tidak konsisten antara apa yang fikirkan
dengan apa yang kita aplikasikan atau lakukan (tindakan). Sehingga akibat dari
ketidak konsistenan antara pemikiran dan tindakan selalu menghasilkan hasil
yang kurang bagus dan tidak memuaskan.
Setelah kita berfikir untuk hal yang kecil, sederhana dan konsisiten
tentunya kita harus melakukan atau mengaplikasikannya sekarang juga, jangan
menunggu, karena konsep yang kita fikirkan sejatinya harus kita aplikasikan
dengan baik, untuk menghasilkan sebuah tujuan yang sempurna.
Era globalisasi menuntut kita untuk bisa kreatif, mampu membaca peluang
dengan cepat, karena persaingan yang semakin keras dan tanpa memandang siapa
lawan kita, yang jelas kita harus siap menghadapai tantangan globalisasi ini.
Sehingga, keseimbangan berfikir dan bertindak harus bisa kreatif. kita
dituntut untuk berfikir dan bertindak secara cepat dan kreatif. Berfikir dan
bertindak secara kreatif ini tidak mungkin terjadi apabila apa yang kita
kerjakan hanya makan dan tidur saja. Bukan impian yang kita dapatkan, namun
bunga tidur yang kita dapatkan.
Di tengah kekayaan alam bangsa ini ternyata menyimpan banyak pengangguran,
kalau kita melihat apa yang Negara ini miliki, banyak orang miskin dan
pengangguran menjadi hal yang mustahil. Lantas kenapa banyak sekali yang miskin
dan nganggur?.
Berbicara berfikir dan bertindak itu juga memerlukan pengetahuan, dan
pengetahuan itu sendiri didapatkan dari sekolah atau kampus, ketika banyak
orang yang putus sekolah maka akan semakin banyak orang yang sulit untuk
berfikir dan bertindak.
Bukan hanya pendidikan saja, akan tetapi jaringan atau kenalan. Sebagus
apapun sebuah konsep tapi tidak ada jaringan maka konsep itu dikatakan nol.
Faktor jaringan ini juga menentukan dari apa yang kita fikirkan sebelum kita
melakukan tindakan. Karena dari jaringan ini lah apa yang kita fikirkan dan
lakukan bisa lebih mudah.
Tujuan merupakan akhir dari apa yang kita fikirkan dan kita aplikasikan,
sehingga tujuan ini harus benar-benar terkonsep dengan sangat apik, sehingga
menghasilkan tujuan diharapkan.
Dari sana, perlu keseimbangan antara apa yang dipikirkan dengan tindakan
kita, karena keduanya ini tidak bisa dipisahkan. Ketika orang hanya berfikir
tanpa melakukan tindakan sama saja dengan “onani” ide, kalau melakukan tindakan
tanpa berfikir sama melakukan sesuatu dengan konyol.
Indahnya keseimbangan berfikir dan melakukan tindakan ini akan kita
dapatkan setelah kita mencapai dari apa tujuan kita sebenarnya. Hal itu perlu
diterus dilakukan agar dalam melakukan apapun kita bisa meraih hasil yang
sempurna.
Kelompok yang harus mengoptimalkan keseimbangan berfikir dan bertindak ini
adalah pemuda, karena pemuda mempunyai tenaga yang lebih dan juga memiliki
semangat yang kuat untuk meraih cita-cita. Dari sekarang, pemuda harus memulai
memikirkan apa yang menjadi cita-cita atau impiannya, karena dengan begitu bisa
di barengi dengan tindakan kearah yang nyata untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Harus diakui, masa muda ini banyak sekali tantangannya, tantangan bermain
dengan teman-teman dan juga tantangan-tantangan yang lainnya, yang membuat apa
yang kita konsep cenderung tidak konsisten dengan tindakan.
Sehingga alangkah baiknya, apabila yang kita fikirkan atau yang kita konsep
bisa sejalan tentunya kita harus focus dan konsisiten dengan apa yang kita
fikirkan. Meskipun hal tersebut masih kecil, tapi kita masih bisa konsisten.
Apapun tujuannya, tentunya akan lebih mudah.
Keseimbangan berfikir dan bertindak ini lebih ditekankan pada konsistensi
kita sendiri, sejauhmana kita bisa tetap menjaga konsep yang sudah kita buat
dengan apa yang kita kerjakan, ketika konsep dan tindakan tidak konsisten, maka
hasilnya pun akan sia-sia.
Tantangan yang paling besar mengganggu ketidak konsistenan kita dalam
menyeimbangakn berfikir dan bertindak ini adalah gangguan dari diri sendiri,
kecenderungan kita ingin selalu mencoba pola yang baru, padahal kita sudah
berfikir tentang A, tapi ditengah perjalanan kita malah berfikir tentang B.
Sehingga perlu sikap konsistensi yang kuat agar bisa menjaga konsep dengan
tindakan agar sejalan.
Bukan hanya untuk pribadi atau perusahaan, akan tetapi bagi pemilik
kebijakan atau pemimpin bangsa ini harus bisa konsisten dalam berfikir dan
bertindak, karena selama ini terlihat masih suka plin-plan akan
kebijakan-kebiajaknnya.
Hal ini juga yang menunjukan ketidak konsistenannya antara apa yang
difikirkan dengan apa yang menjadi tindakan, sebab itu lah diharuskan focus
dalam berfikir dan bertindak, agar kembali lagi, hasil yang dicapai dapat
memuaskan semua kalangan.
Akan indah kiranya ketika kita bisa menyeimbangkan antara berfikir dan
bertindak dalam melakukan apapun, baik dalam usaha, berorganisasi maupun ketika
menjadi pemimpin. Dari itu, perlu focus dalam melakukan apapun, siapkan jadwal
yang jelas dan lakukan apa yang telah dikonsep atau difikirkan. Kecil,
sederhana, konsisten dan sekarang.
Jadilah Lebih Kreatif
Ketika kita menjadi seorang yang bisa menyeimbangkan antara berfikir dan
bertindak, tentunya kita melakukan banyak hal bisa menemukan sesuatu yang
baru dalam berkarya. Menjadi lebih
kreatif dalam hidup dan menjadi kreatif pula dalam pergaulan.
Untuk menjadi kreatif ini juga tetap ditunjang dengan fikiran dan tindakan
yang sesuai dengan apa yang menjadi focus kita, sehigga boleh dibilang,
kreatifitas kita lahir dari apa yang kita fikirkan dan lakukan.
Manajemen waktu yang baik juga menjadi penunjang untuk kita dalam menghasilkan
sebuah kreatifitas yang baik, karena terkadang kita sangat susah membagi waktu
antara mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dan membagi waktu antara
kesibukan kerjaan dengan kesibukan pribadi.
Jadilah Pemikir Yang Selalu
Bertindak
Dalam hidup ini, kita diberikan alat yang paling special dan paling mutahir
yang tak pernah tergantikan oleh alat yang lain, alat itu alat yang digunakan
manusia untuk memikirkan sesuatu, alat ini adalah pemberian langusung dari dari
Tuhan, yakni akal.
Optimalkan peranan akal dengan terus menjadi pemikir yang terus bertindak
dengan konsisten, sehingga apa yang menjadi tujuan kita dalam hidupm, dalam
berorganisasi maupun dalam hal yang lainnya bisa bmendapatkan hasil yang
terbaik dan bisa memuaskan orang lain.
Oleh : Dadang
Nurjaman
Penulis adalah
Mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Subang
hgdmgdfbxg
BalasHapus