Sabtu, 25 Desember 2010


Berfikir merupakan sebuah keniscayaan dari manusia yang hidup di bumi ini, sebab berfikir merupakan cara manusia sebelum dia melakukan tindakan apapun, agar tindakannya bisa lebih terarah dan sesuai dengan yang diharapkan.
Harus diakui, tanpa melakukan proses berfikir, orang akan sulit untuk melakukan apapun, bahkan secara ekstrem, orang yang tidak berfikir hanyalah orang yang sudah mati saja. Sebab orang mati tidak lagi memikirkan apa – apa dan sudah tidak mempunyai beban hidup, melainkan mempersiapkan tanggungjawabnya selama hidup di dunia.
Mengutip dari pernyataan seorang filusuf kebangsaan Prancis Rene Descartes yang mengatakan “Aku berfikir, maka aku ada”. Pernyataan ini hanya menganggap ada apabila berfikir. Padahal, apa yang kita pikirkan ini tidak akan menjadi apa-apa ketika tidak kita aplikasikan dalam perbuatan (tindakan)
Dalam kehidupan seperti sekarang ini, banyak orang yang hanya berfikir dan membuat wacana saja tanpa melakukan tindakan dari apa yang dipikirkan, dan orang yang suka berwacana seperti itu bisaanya disebut dengan omdo atau omong doang.
Tidak sedikit orang yang “hobinya” hanya membuat wacana tanpa melakukan tindakan. Orang-orang yang hanya omdo ini mempunyai kecenderungan selalu berangan-angan ingin memiliki semuanya dengan mudah dan harus serba cepat pencapaiannya, ketika hasilnya sedikit dan lambat bisaanya ditinggalkan.
Istilah omdo ini juga harus disadari tidak akan membawa perubahan, seperti kritikan tanpa solusi. Dan semua orang bisa berwacana dan berfikir, tapi tidak semua orang bisa mengaplikasikan apa yang dipikirkannya.
Tak pernah ada yang salah dengan impian, demikian kalimat yang pantas bagi kita yang selalu bermimpi, hanya saja mimpi tersebut juga harus realistis dengan apa yang kita miliki. Sebab, tidak mungkin impian kita terwujud apabila apa yang kita miliki itu tidak sesuai dengan kemampuan kita, sehingga sangat pantas apabila mimpi kita tersebut bisa sesuai dengan apa yang kita miliki (keahlian).
Saat ini banyak orang bermimpi yang terlalu jauh dan terlalu tinggi, sehingga kita hanya bisa berangan-angan untuk meraih mimpi itu, dengan tidak memiliki keahlian, maka impian kita layaknya impian yang kosong.
Impian ini selalu dikaitkan dengan apa yang kita fikirkan, ketika kita berfikir untuk memiliki mobil misalnya, tentu kita akan berfikir bagaimana kita bisa memiliki mobil. Kealian apa yang harus kita miliki adalah, bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Dan itu harus mempunyai keahlian terlebih dahulu sehingga kita bisa mendapatkan uang.
Selain itu, banyak orang berfikir bagaimana memiliki banyak uang dan tidak tidak berfikir bagaimana membuat sebuah karya. Impian memiliki banyak uang itu seperti impian kosong. Tapi ketika kita berfikir bagaimana memiliki sebuah karya, uang pun akan bisa kita dapatkan. Karena uang adalah timbal balik dari apa yang kita kerjakan. 
Selain itu ada pula orang yang selalu mementingkan tindakan dan tidak terlalu mementingkan proses berfikir, sehingga apa yang dihasilkannya pun selalu terasa kurang puas, karena prinsip yang digunakan bagaimana berjalan dulu dengan memikirkannya kemudian.
Tindakan merupakan aplikasi dari apa yang kita fikirkan, sehingga tidak ada satupun dari apa yang kita lakukan lepas dari apa yang kita fikirkan. Hanya seberapa banyak orang yang bisa menyeimbangkan antara fikiran dan tindakan.
Tidak sedikit orang yang baru memikirkan atau bahkan mendengarkan sebuah ide dari orang lain dia langsung melakukan itu tanpa tahu ilmunya seperti apa. Sehingga apa yang dihasilkannya tidak berjalan dengan harapan.
Orang yang mementingkan tindakan bisaanya selalu ingin hasil instan tanpa memikirkan baik dan buruk akan tindakannya, sedangkan kelebihan dari proses berfikir secara mendalam ini adalah hasil yang memuaskan, karena mereka membaca apa yang menjadi kelemahan dan kekuatannya.
Ketika proses berfikir dan tindakan ini tidak seimbang, bisaanya kita akan mendapatkan hasil yang kurang puas, oleh karenanya, akan sangat indah ketika proses berfikir dan tindakan ini berjalan beriringan.
Namun masalahnya, bagaimana kita melakukan keduanya agar mendapatkan hasil yang bagus dalam mencapai tujuan kita. Sementara di era globalisasi seperti sekarang ini, kecepatan dan ketepatan menjadi kunci utama untuk mencapai segalanya.
Orang bijak mengatakan, “Mulailah dari yang kecil, sederhana, konsisten dan sekarang”. Hal itu untuk mendorong agar apa yang kita fikirkan bisa langsung kita kerjakan dengan cepat. Sehingga apa yang kita fikirkan dan tindakan bisa sejalan.
Dalam melakukan sesuatu, terkadang kita dalam melakukan sesuatu selalu ingin cepat dan selalu ingin melakukan hal yang besar, padahal sesuatu yang besar itu tentunya bermula dari yang kecil. Makanya banyak orang menyarankan untuk melakukan yang kecil dulu sebelum ke yang besar.
Berfikir dan bertindak, seperti kita berfikir tentang batu yang besar di tengah jalan, ketika kita berfikir bahwa batu itu membahayakan bagi yang melewati jalan tersebut maka tentunya tindakan kita adalah membuang batu tersebut.
Selain itu, hasil keseimbangan berfikir dan bertindak kita haruslah tidak menginginkan yang mewah melainkan yang sederhana, sebab kesederhanaan adalah prinsip yang tidak memerlukan banyak modal, dengan apa yang kita miliki sudah menjadi modal besar dari apa yang kita rencanakan.
Selain kecil, dan sederhana ada juga konsisten. Kebisaaan kita dalam melakukan sebuah rencana, selalu tidak konsisten antara apa yang fikirkan dengan apa yang kita aplikasikan atau lakukan (tindakan). Sehingga akibat dari ketidak konsistenan antara pemikiran dan tindakan selalu menghasilkan hasil yang kurang bagus dan tidak memuaskan.
Setelah kita berfikir untuk hal yang kecil, sederhana dan konsisiten tentunya kita harus melakukan atau mengaplikasikannya sekarang juga, jangan menunggu, karena konsep yang kita fikirkan sejatinya harus kita aplikasikan dengan baik, untuk menghasilkan sebuah tujuan yang sempurna.
Era globalisasi menuntut kita untuk bisa kreatif, mampu membaca peluang dengan cepat, karena persaingan yang semakin keras dan tanpa memandang siapa lawan kita, yang jelas kita harus siap menghadapai tantangan globalisasi ini.
Sehingga, keseimbangan berfikir dan bertindak harus bisa kreatif. kita dituntut untuk berfikir dan bertindak secara cepat dan kreatif. Berfikir dan bertindak secara kreatif ini tidak mungkin terjadi apabila apa yang kita kerjakan hanya makan dan tidur saja. Bukan impian yang kita dapatkan, namun bunga tidur yang kita dapatkan.
Di tengah kekayaan alam bangsa ini ternyata menyimpan banyak pengangguran, kalau kita melihat apa yang Negara ini miliki, banyak orang miskin dan pengangguran menjadi hal yang mustahil. Lantas kenapa banyak sekali yang miskin dan nganggur?.
Berbicara berfikir dan bertindak itu juga memerlukan pengetahuan, dan pengetahuan itu sendiri didapatkan dari sekolah atau kampus, ketika banyak orang yang putus sekolah maka akan semakin banyak orang yang sulit untuk berfikir dan bertindak.
Bukan hanya pendidikan saja, akan tetapi jaringan atau kenalan. Sebagus apapun sebuah konsep tapi tidak ada jaringan maka konsep itu dikatakan nol. Faktor jaringan ini juga menentukan dari apa yang kita fikirkan sebelum kita melakukan tindakan. Karena dari jaringan ini lah apa yang kita fikirkan dan lakukan bisa lebih mudah.
Tujuan merupakan akhir dari apa yang kita fikirkan dan kita aplikasikan, sehingga tujuan ini harus benar-benar terkonsep dengan sangat apik, sehingga menghasilkan tujuan diharapkan.
Dari sana, perlu keseimbangan antara apa yang dipikirkan dengan tindakan kita, karena keduanya ini tidak bisa dipisahkan. Ketika orang hanya berfikir tanpa melakukan tindakan sama saja dengan “onani” ide, kalau melakukan tindakan tanpa berfikir sama melakukan sesuatu dengan konyol.
Indahnya keseimbangan berfikir dan melakukan tindakan ini akan kita dapatkan setelah kita mencapai dari apa tujuan kita sebenarnya. Hal itu perlu diterus dilakukan agar dalam melakukan apapun kita bisa meraih hasil yang sempurna.
Kelompok yang harus mengoptimalkan keseimbangan berfikir dan bertindak ini adalah pemuda, karena pemuda mempunyai tenaga yang lebih dan juga memiliki semangat yang kuat untuk meraih cita-cita. Dari sekarang, pemuda harus memulai memikirkan apa yang menjadi cita-cita atau impiannya, karena dengan begitu bisa di barengi dengan tindakan kearah yang nyata untuk mewujudkan mimpi tersebut.
Harus diakui, masa muda ini banyak sekali tantangannya, tantangan bermain dengan teman-teman dan juga tantangan-tantangan yang lainnya, yang membuat apa yang kita konsep cenderung tidak konsisten dengan tindakan.

Sehingga alangkah baiknya, apabila yang kita fikirkan atau yang kita konsep bisa sejalan tentunya kita harus focus dan konsisiten dengan apa yang kita fikirkan. Meskipun hal tersebut masih kecil, tapi kita masih bisa konsisten. Apapun tujuannya, tentunya akan lebih mudah.
Keseimbangan berfikir dan bertindak ini lebih ditekankan pada konsistensi kita sendiri, sejauhmana kita bisa tetap menjaga konsep yang sudah kita buat dengan apa yang kita kerjakan, ketika konsep dan tindakan tidak konsisten, maka hasilnya pun akan sia-sia.
Tantangan yang paling besar mengganggu ketidak konsistenan kita dalam menyeimbangakn berfikir dan bertindak ini adalah gangguan dari diri sendiri, kecenderungan kita ingin selalu mencoba pola yang baru, padahal kita sudah berfikir tentang A, tapi ditengah perjalanan kita malah berfikir tentang B. Sehingga perlu sikap konsistensi yang kuat agar bisa menjaga konsep dengan tindakan agar sejalan. 
Bukan hanya untuk pribadi atau perusahaan, akan tetapi bagi pemilik kebijakan atau pemimpin bangsa ini harus bisa konsisten dalam berfikir dan bertindak, karena selama ini terlihat masih suka plin-plan akan kebijakan-kebiajaknnya.
Hal ini juga yang menunjukan ketidak konsistenannya antara apa yang difikirkan dengan apa yang menjadi tindakan, sebab itu lah diharuskan focus dalam berfikir dan bertindak, agar kembali lagi, hasil yang dicapai dapat memuaskan semua kalangan.
Akan indah kiranya ketika kita bisa menyeimbangkan antara berfikir dan bertindak dalam melakukan apapun, baik dalam usaha, berorganisasi maupun ketika menjadi pemimpin. Dari itu, perlu focus dalam melakukan apapun, siapkan jadwal yang jelas dan lakukan apa yang telah dikonsep atau difikirkan. Kecil, sederhana, konsisten dan sekarang.
Jadilah Lebih Kreatif
Ketika kita menjadi seorang yang bisa menyeimbangkan antara berfikir dan bertindak, tentunya kita melakukan banyak hal bisa menemukan sesuatu yang baru  dalam berkarya. Menjadi lebih kreatif dalam hidup dan menjadi kreatif pula dalam pergaulan.
Untuk menjadi kreatif ini juga tetap ditunjang dengan fikiran dan tindakan yang sesuai dengan apa yang menjadi focus kita, sehigga boleh dibilang, kreatifitas kita lahir dari apa yang kita fikirkan dan lakukan.
Manajemen waktu yang baik juga menjadi penunjang untuk kita dalam menghasilkan sebuah kreatifitas yang baik, karena terkadang kita sangat susah membagi waktu antara mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, dan membagi waktu antara kesibukan kerjaan dengan kesibukan pribadi.
Jadilah Pemikir Yang Selalu Bertindak 
Dalam hidup ini, kita diberikan alat yang paling special dan paling mutahir yang tak pernah tergantikan oleh alat yang lain, alat itu alat yang digunakan manusia untuk memikirkan sesuatu, alat ini adalah pemberian langusung dari dari Tuhan, yakni akal.
Optimalkan peranan akal dengan terus menjadi pemikir yang terus bertindak dengan konsisten, sehingga apa yang menjadi tujuan kita dalam hidupm, dalam berorganisasi maupun dalam hal yang lainnya bisa bmendapatkan hasil yang terbaik dan bisa memuaskan orang lain.
 Oleh : Dadang Nurjaman
Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Subang



1 komentar:

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!