Semangat
merupakan kata yang selalu menjadi pendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu atau mencapai tujuanya. Semangat merupakan awal yang mendasari
apa yang kita rancang sebelumnya. Semangat ini bagaikan tenaga yang bisa
mengangkat orang untuk memulai berjalan.
Sehingga tidak aneh, ketika semua orang harus memiliki semangat yang luar bisa, karena meskipun kita punya konsep yang sebagus apapun, tapi dalam diri kita tidak memiliki semangat, konsep bagus tersebut hanya menjadi sampah saja.
Sehingga tidak aneh, ketika semua orang harus memiliki semangat yang luar bisa, karena meskipun kita punya konsep yang sebagus apapun, tapi dalam diri kita tidak memiliki semangat, konsep bagus tersebut hanya menjadi sampah saja.
Dalam
hidup memang sangat diperlukan semangat, karena ketika kita kehilangan
semangat, maka dalam melakukan aktivitas atau dalam pencapaian tujuan
kita akan selalu malas dan malas. Dalam sepuluh tahun terakhir,
Indonesia sebagai sebuah Negara besar yang memiliki sejarah panjang
tentang perjuangan kini telah dilanda “penyakit” kehilangan semangat.
Hal ini terlihat dari banyaknya masalah dan Bangsa ini sangat susah
untuk bangkit kembali.
Padahal,
Bangsa ini dari awal perjuangan kemerdekaan pada waktu 1928, dimana
semangat pemuda pertama digulirkan, hingga pergerakan 1945 yang memacu
semangat Bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaannya. Tidak sampai
disana, Bangsa ini pun menemukan kembali semangatnya ketika pada tahun
1966, dimana ketika itu, Bangsa Indonesia bisa dikatakan
terbebas dari apa yang kita kenal dengan orde lama yang didalamnya terdapat Partai Komunias Indonesia.
terbebas dari apa yang kita kenal dengan orde lama yang didalamnya terdapat Partai Komunias Indonesia.
Setelah
itu, kita pun melihat kegigihan pemuda Indonesia melalui gerakan 1998
yang dengan begitu “garang” memperjuangkan nasib masyarakat dengan turun
ke jalan menuntut presiden Soeharto yang sudah 32 Tahun memimpin negeri
ini untuk turun dari tahtanya dan lahirnya
lahirnya era reformasi.
lahirnya era reformasi.
Di
era reformasi ini, semangat yang awalnya menggebu-gebu mendadak sirna
dengan semakin banyaknya masalah yang dihadapi Bangsa, mulai dari
masalah korupsi yang semakin hari semakin menggerogoti Bangsa ini,
masalah kemiskinan yang dari awal kemerdekaan hingga kini masih belum
ada penawarnya, juga masalah pemuda yang sudah tidak lagi menjadi tulang
punggung Bangsa karena telah dibius oleh budaya asing yang semakin
tidak jelas.
Bukan
hanya itu saja, masalah lainnya yang membuat masyarakat Indonesia yang
banyaknya lebih dari 200 juta jiwa ini harus melihat berbagai masalah
besar seperti masalah teroris, masalah agama, politik, budaya, ekonomi
dan tidak lupa masalah suku Bangsa yang masih menjadi pembahasan para
pemimpin negeri ini.
Dari
sana, gejolak semangat sudah mulai memudar, karena orang sudah tidak
lagi memperdulikan apa yang terjadi di Bangsa ini, melainkan mereka
sudah memikirkan bagaimana besok bisa makan atau tidaknya, dengan kata
lain, semangat masyarakat Indonesia sekarang adalah semangat bagaimana
bertahan hidup atau semangat pribadi yang di dasari oleh tuntutan perut.
Pada
proses selanjut, Negara hanya difikirkan oleh orang-orang yang memang
peduli, namun kepedulian itu pun bukan tanpa kepentingan, ini lah
sebenarnya kenapa Indonesia semakin banyak masalah, karena berawal dari
orang yang mengaku peduli tapi sebenarnya banyak kepentinganlah Negara
ini penuh dengan masalah. Dan bukan tidak sedikit orang-orang yang
mengaku peduli ini malah merugikan masyarakat.
Saat ini, Indonesia kehilangan mimpinya, Indonesia sudah kehilangan
pemimpin Bangsa yang memberikan mimpi pada masyarakatnya. Mimpi yang
dimaksud bukanlah mimpi bunga tidur tapi mimpi yang dia bisa menggerakan
untuk kita bisa mencapainya. Bangsa ini sudah kehilangan karakternya,
hal ini bukan tanpa alas an, pertautan antar budaya yang menyebabkan
kita semakin tidak memiliki karakter, kita kehilangan semangat untuk
membangkitkan semangat kebudayaan Bangsa sendiri. Kita lebih percaya
diri dengan budaya asing dan kita percaya diri menggunakan barang yang
luar negeri. Bahkan tidak sedikit dari orang Indonesia yang bilang
“norak” kalau kita menggunakan barang buatan negeri sendiri. Hal ini
sangat menyedihkan bagi kita sebagai Bangsa yang memiliki keragaman
budaya dan suku.
Keragaman
budaya dan suku bukannya dijadikan sebagai dasar kita untuk merasa
bangga menjadi orang Indonesia, namun keragaman budaya dan suku kita
malah kita sendiri tidak percaya diri. Ini yang menjadi hilangnya
karakter Bangsa.
Kita
mungkin harus belajar dari Presiden pertama negeri ini, yang
menyebutkan tidak bolehnya budaya asing masuk ke Indonesia, seperti
lagu-lagu The Beatle tidak boleh di Indonesia, karena saat itu Soekarno
memerintahkan warganya untuk mendengarkan lagu-lagu daerah dan
perjuangan. Ini memamg efektif, sebab, saat itu kondisi Bangsa masih
dalam masa-masa perjuangan.
Namun,
di era sekarang, semuanya berubah, apa yang dilakukan orang barat, kita
bisa melakukannya, apa yang menjadi trend di barat kita pun pasti akan
bergerak menuju trend tersebut, kita benar-benar telah terjajah secara
global. Kita bagaikan hidup tanpa tenaga, kita sudah kehilangan semangat
kita untuk bangkit dari keterpurukan Bangsa.
Untuk
kita itu, kita harus mengembalikan semangat. Semangat ini susah kita
dapatkan, tetapi mudah hilang, dia bagaikan hujan yang ditunggu para
petani dan berhenti tanpa disuruh petani. Dengan begitu kita tentu harus
selalu mencari apa yang membuat kita semangat dan menghilangkan apa
yang membuat semangat kita menjadi kabur.
Kejadian,
penilaian, sindiran dan sebagainya merupakan hal yang sangat meudah
membuat semangat ini luntur, dan Bangsa ini sudah terbukti dari berbagai
sindiran dari negeri sendiri pun, semangat kita telah loyo. Contohnya,
anak muda yang memakai batik, dia mempunyai semangat untuk menggunakan
batik karena cinta produk Indonesia dan ingin memajukannya, tetapi
ketika ada temannya yang mengatakan batik itu borak, anak muda tersebut
bisaanya bukan melawan, tapi lebih mengikuti apa yang temannya katakana,
hal ini yang menyebabkan terbunuhnya semangat kita.
Kepercayaan
diri kita sangat diuji, karena ketika kita mempertahankan apa yang kita
mau, pastinya akan banyak orang yang mengkritik dan menyindir, dan itu
merupakan sebuah tantangan hidup kita, dengan begitu semangat kita akan
tumbuh.
Pemimpin
Yang Semangat Indonesia saat ini memerlukan pemimpin yang bisa
memberikan semangat pada dirinya juga pada masyarakatnya, karena
masayarakatnya sudah kehilangan semangat Bangsa. Masyarakat tidak
meminta keluh kesah pemimpinnya, tetapi masyarakat butuh pemimpin
menunjukan semangatnya dan mengajak masyarakat untuk semangat membangun
Bangsa ini.
Hari
ini, hal tersebut tidak terlihat, yang ada hanya keluh kesah sang
pemimpin, sehingga sangat wajar ketika masyarakatnya pun tidak memiliki
semangat berjuang untuk Bangsa, tidak gairah untuk bangkit dari
keterpurukan Bangsa ini. Masyarakat cenderung diam ketika ada
masalah-masalah Bangsa. Mereka lebih memilih untuk mementingkan
pribadinya.
Sudah
seharusnya pemimpin kita bisa memberikan kata-kata agar masyarakat bisa
tergugah untuk bisa membangun Bangsa kembali, kita mungkin ingat dari
tayangan-tayangan televisi yang mempertontonkan gaya pidato presiden
pertama Republik Indonesia, dia begitu menggebu-gebu, dia begitu
berapi-api dalam menyampaikan pidatonya, dia bahkan tidak segan-segan
menunjukan tangannya untuk membuktikan rasa semangat perjuangan untuk
Bangsanya.
Sementara
hari ini, kita tidak bisa melihat pemimpin kita yang seperti itu, kita
seperti kehilangan seorang bapak yang terus membimbing kita untuk
memajukan keluarga, kita kehilangan figur yang kita hormati, dan kita
seperti kehilangan pemimpin sejati negeri ini. Untuk itu, sebagai
masyarakat yang punya tanggungjawab terhadap Bangsanya, sudah harus
proaktif melihat kondisi Bangsa, makanya sudah seharusnya kita
menunjukan semangat kita untuk membangun Bangsa.
Mulailah
Bermimpi Bangsa Indonesia sekarang ini telah kehilangan mimpinya untuk
menjadi Bangsa yang besar yang dihormati Bangsa asing, Bangsa ini sudah
tidak lagi punya semangat untuk mewujudkan mimpi para pahlawan, dan
Bangsa ini juga sudah kehilangan arah kemana Bangsa ini akan melangkah.
Untuk mengembalikan cita-cita tersebut, mungkin kita harus kembali
bermimpi menjadi sebuah Negara adidaya yang sangat diperhitungkan oleh
Negara lain dalam berbegai sektor.
Mimpi
Bangsa ini ada digengaman masyarakatnya, bukan lagi ada di pemimpin
negeri ini, karena Bangsa ini bukan hanya milik pemimpin negeri tapi
milik semua lapisan masyarakat yang hidup di bumi nusantara. Momentum
mengembalikan kepercayaan diri masyarakat Indonesia haruslah dibarengi
dengan lahirnya keinginan untuk bangkit.
Pemuda
yang merupakan bagian dari masyarakat Bangsa ini sudah sewajarnya
tampil digarda terdepan, sebagaimana telah dilakukan para pendahulu kita
tatkala sumpah pemuda didengungkan. Kebangkitan semangat pemuda
merupakan awal dari kebangkitan Bangsa ini.
Karena
dengan semangat pemudalah Bangsa mulai bersatu dan merdeka. Kini,
kondisi kita “terjajah”, sudah sewajarnya kita sebagai bagian Bangsa
untuk mengumpulkan semangat untuk bangkit dan melawan “penjajahan”.
Hanya bedanya, kali ini kita melawan “penjajah” yang bukan hanya dari
Bangsa asing melainkan dari dari Bangsa sendiri.
Sikap
patriotis dan sikap rela berkorban juga harus menjadi pendukung dari
semangat yang kita miliki, seperti tim sepak bola Indonesia yang saat
ini sedang dalam kondisi semangat yang tinggi dengan masuk final AFF.
Timnas Indonesia memiliki modal yang sangat penting yakni semangat,
dengan semangatnya timnas kita, juga bisa menumbuhkan semangat Bangsa
Indonesia untuk juga semangat melihat Timnas. Kebangkitan timnas kita
juga seharusnya dibarengi dengan bangkitnya kepercayaan diri Bangsa
untuk memperbaiki bukan hanya sepak bola akan tetapi juga kebangkita
disemua sector yang saat ini lumpuh dan perlu perbaikan.
Saatnya
Bangkit Kita mungkin tidak sadar kalau kita sedang jatuh dan belum
berdiri. Kita sekarang masih tertidur, tidak merasa resah karena kita
tidak berfikir untuk bangkit dari keterpurukan, kita merasa tenang
karena kita masih bisa makan dan tidur tenang. Sementara diluar kita
masih banyak yang kelaparan, dan tidak bisa tidur tenang karena belum
makan dan tidak tahu besok dapat makan atau tidak. Kita maknai ini
sebuah kegagalan, dan itu harus kita sudahi, karena tidak mungkin kita
selamanya menjadi Bangsa yang gagal, Bangsa yang
tidak punya mimpi, sekarang saatnya untuk kembali mengobarkan semangat, semangat persatuan, semangat kesatuan, semangat melawan keterpurukan, semangat melawan semua tantangan hidup, semangat memajukan Bangsa dan semangat menuju sebuah kesejahteraan Bangsa.
tidak punya mimpi, sekarang saatnya untuk kembali mengobarkan semangat, semangat persatuan, semangat kesatuan, semangat melawan keterpurukan, semangat melawan semua tantangan hidup, semangat memajukan Bangsa dan semangat menuju sebuah kesejahteraan Bangsa.
Kemarin
kita mungkin kehilangan mimpi, kemarin kita mungkin kehilangan jatidiri
dan kemarin kita kehilangan karakter sebagai Bangsa yang besar. Dan
kini semua itu harus segera dihapus dengan menggantinya dengan sebuah
capaian yang tepat, karena kita adalah Bangsa besar yang
mempunyai kekayaan alam yang besar, sumberdaya manusia yang besar dan semangat persatuan yang besar. Dan kini saatnya kita mengibarkan semangat untuk bangkit.
mempunyai kekayaan alam yang besar, sumberdaya manusia yang besar dan semangat persatuan yang besar. Dan kini saatnya kita mengibarkan semangat untuk bangkit.
Tidak
ada kata terlambat bagi seorang yang mau berjuang, karena kata
terlambat merupakan penghalang untuk bangkit dari keterpurukan. Semuanya
harus dilakukan sekarang, tidak ada kata menungu, karena menunggu
merupakan sebuah kesia-siaan.
Dari
paparan diatas, bisa diambil sebuah makna yakni kembalikan semangat,
karena semangat merupakan titik tolak dari sebuah capaian baik itu
capaian Bangsa maupun capaian pribadi. Semangat merupakan awal dari
sebuah kebangkitan melawan semua tantangan di depan, karena didepan kita
tahu apa yang akan kita hadapi, tapi dengan semangat kita semua akan
bisa kita hadapi dan tentunya tujuan hidup akan mudah tercapai.
Semangat
untuk bangkit ini bukan hanya untuk membangun bangsa saja, melainkan
untuk hidup kita, membangun jati diri dan membangun rasa percaya diri,
sehingga kita menjadi manusia yang berguna bagi sesama. Semangat harus
terus ditumbuhkan dan semangat harus terus dikibarkan untuk bangkitnya
kita dari keterpurukan. SEMANGAT!
*Penulis adalah Mahasiswa Universitas Subang
0 komentar:
Posting Komentar